Wednesday, 17 September 2014

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang ada di nusantara. Kerajaan yang dikeal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil menguasi pulau Sumatra, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya yang kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang berhasil menguasai perdagangan di Asia-tenggara pada masa itu.

Kata 'Sriwijaya' berasal dari dua suku kata yaitu 'Sri' yang berarti bercahaya atau gemilang dan 'Wijaya' yang berarti kemenangan. Jadi Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang. Sriwijaya juga disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj atau Sribuza dan Khmer menyebut Malayu. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau Sabadeibei yang berkaitan dengan Sriwijaya.

Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Tidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.

Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang.

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada pada abad 9-10 Masehi dimana Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.

Keruntuhan Sriwijaya

Kemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  1. Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.
  2. Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.
  3. Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja sekitarnya.
  4. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Sriwijaya pun akhirnya runtuh di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya | www.zonasiswa.com
Salah Satu Penginggalan Kerajaan Sriwijaya

Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Ada dua jenis sumber sejarah yang menggambarkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya, yaitu Sumber berita asing dan prasasti.

Sumber Berita Asing
  1. Berita dari Cina
    Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha.
  2. Berita Arab
    menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat 206 kg. Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan bahwa Zabag lebih dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa (Pulau Emas) karena banyak menghasilkan emas.

Sumber Prasasti
Selain dari sumber berita asing, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga tercatat pada prasasti-prasasti yang pernah ditinggalkan, diantaranya:
  1. Prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya: Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.
  2. Prasasti Talang Tuo (606 S/684M) di sebelah barat Palembang. Isinya tentang pembuatan sebuah Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.
  3. Prasasti Kota Kapur (608 S/686 M) di Bangka.
  4. Prasasti Karang Birahi (608 S/686 M) di Jambi. Keduanya berisi permohonan kepada Dewa untuk keselamatan rakyat dan kerajaan Sriwijaya.
  5. Prasasti Talang Batu (tidak berangka tahun) di Palembang. Isinya kutukan-kutukan terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan melanggar perintah raja.
  6. Prasasti Palas di Pasemah, Lampung Selatan. Isinya Lampung Selatan telah diduduki oleh Sriwijaya.
  7. Prasasti Ligor (679 S/775 M) di tanah genting Kra. Isinya Sriwijaya diperintah oleh Darmaseta.

Raja-raja Sriwijaya

Dari abad ke-7 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya pernah di pimpin oleh raja-raja di bawah ini, yaitu:
  1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa
  2. Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo
  3. Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong
  4. Maharaja WisnuDharmmatunggadewa     
  5. Dharanindra Sanggramadhananjaya
  6. Samaragrawira
  7. Samaratungga
  8. Balaputradewa
  9. Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
  10. Hie-tche (Haji)
  11. Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
  12. Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
  13. Sumatrabhumi
  14. Sangramavijayottungga
  15. Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
  16. Rajendra II
  17. Rajendra III
  18. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
  19. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
  20. Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa

Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan

Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina. Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim, sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas perdagangan.

Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Buddha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing.

Rumah Adat Palembang

Rumah Adat Limas


Merupakan Rumah panggung kayu. Bari dalam bahasa Palembang berarti lama atau kuno. Dari segi arsitektur, rumah-rumah kayu itu disebut rumah limas karena bentuk atapnya yang berupa limasan. Sumatera Selatan adalah salah satu daerah yang memiliki ciri khas rumah limas sebagai rumah tinggal. Alam Sumatera Selatan yang lekat dengan perairan tawar, baik itu rawa maupun sungai, membuat masyarakatnya membangun rumah panggung. Di tepian Sungai Musi masih ada rumah limas yang pintu masuknya menghadap ke sungai.

Rumah panggung secara fungsional memenuhi syarat mengatasi kondisi rawa dan sungai seperti di Palembang, yang sempat dijuluki Venesia dari Timur karena ratusan anak sungai yang mengelilingi wilayah daratannya. Batanghari sembilan adalah sebutan untuk Sungai-sungai yang bermuara ke Sungai Musi. Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Enim, Sungai Hitam, Sungai Rambang, Sungai Lubay.Namun, seiring berjalannya waktu, lingkungan perairan sungai dan rawa justru semakin menyempit. Rumah- rumah limas yang tadinya berdiri bebas di tengah rawa atau di atas sungai akhirnya dikepung perkampungan.

Ada dua jenis rumah limas di Sumatera Selatan, yaitu rumah limas yang dibangun dengan ketinggian lantai yang berbeda dan yang sejajar. Rumah limas yang lantainya sejajar ini kerap disebut rumah ulu.

Bangunan rumah limas biasanya memanjang ke belakang. Ada bangunan yang ukuran lebarnya 20 meter dengan panjang mencapai 100 meter. Rumah limas yang besar melambangkan status sosial pemilik rumah. Biasanya pemiliknya adalah keturunan keluarga Kesultanan Palembang, pejabat pemerintahan Hindia Belanda, atau saudagar kaya.

Bangunan rumah limas memakai bahan kayu unglen atau merbau yang tahan air. Dindingnya terbuat dari papan-papan kayu yang disusun tegak. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah dua undak-undakan kayu dari sebelah kiri dan kanan.

Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung. Makna filosofis di balik pagar kayu itu adalah untuk menahan supaya anak perempuan tidak keluar dari rumah. Memasuki bagian dalam rumah, pintu masuk ke rumah limas adalah bagian yang unik. Pintu kayu tersebut jika dibuka lebar akan menempel ke langit-langit teras. Untuk menopangnya, digunakan kunci dan pegas. Bagian dalam ruangan tamu, yang disebut kekijing, berupa pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi "ruang pamer" untuk menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Bagian dinding ruangan dihiasi dengan ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna keemasan. Tak jarang, pemilik menggunakan timah dan emas di bagian ukiran dan lampu- lampu gantung antik sebagai aksesori.

Bagi pemilik rumah yang masih memerhatikan perbedaan kasta dalam keturunan adat Palembang, mereka akan membuat lantai rumahnya bertingkat-tingkat untuk menyesuaikan kasta tersebut. Salah satu rumah limas yang menghormati perbedaan adat itu adalah rumah limas milik keluarga almarhum Bayumi Wahab. Lantai rumah itu dibuat menjadi tiga tingkat sesuai dengan urutan keturunan masyarakat Palembang, yaitu raden, masagus, dan kiagus. Rumah yang berada di Jalan Mayor Ruslan ini awalnya berdiri di daerah Tanjung Sejaro, Ogan Komering Ilir. Rumah ini dipindahkan ke Palembang tahun 1962, tetapi rumah tersebut tidak lagi dipakai sebagai hunian sehari-hari.

Begitulah, rumah limas yang tidak sekadar indah, tetapi juga mempunyai banyak filosofi di dalamnya, pelan-pelan tertinggal oleh kemajuan zaman

Pakaian Adat Palembang

PAKAIAN ADAT PALEMBANG



Pakaian Pengantin Adat Palembang

Pakaian Adat Palembang sangat erat berkaitan dengan kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam pada zaman dahulu. Secara garis besar Pakaian adat daerah-daerah di Nusantara di pengaruhi oleh pakaian yang dikenakan oleh Raja di Nusantara pada Zaman dahulu, dan begitu juga dengan pakaian adat palembang yang mengadopsi dari Pakaian yang di kenakan oleh Raja dari Kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu

pama pakaian adat palembang lebih dikenal oleh masyarakat palembang dengan sebutan "baju gede" atau "baju penganggon". Baju adat Palembang didominasi oleh warna merah dengan benang emas, warna merah ke-emasan ini berasal dari tenunan kain songket berunsur gemerlap dan keemasan sesuai dengan citra kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu, yang dikenal masyarakat dunia sebagai swarnadwipa atau Pulau emas.

Pakaian Pengantin Palembang seperti yang telah saya uraikan di atas juga merupakan pakaian yang mengadopsi dari Pakaian Adat. tapi dalam perkembangan nya di Masyarakat Palembang busana pengantin palembang ini mengalami banyak perubahan atau modifikasi, yang pada awal nya pakaian pengantin palembang berwarna merah dan emas, kini... pakaian pengantin palembang memiliki banyak variasi warna,


Pakaian Adat Palembang - Songket

Sejarah palembang mencatat terdapat beberapa masa kejayaan , mulai dari kejayaan kerajaan sriwijaya
sampai dengan kesultanan Palembang Darussalam.
Hal ini berpengaruh kepada pakaian adat, songket memiliki unsur gemerlap dan kilauan emas
yang memancar dari kain tenun ini. Rangkaian benang tersusun dan teranyam lewat pola simetris .
Songket di kenakan.
Songket tradisional dibuat dengan keterampilan masyarakat yang memahami cara untuk membuat kain bermutu.serta diserasikan dengan design. Dan Kemampuan ini diwariskan secara turun menurun Sewet Songket atau kain Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan kemban atau selendang.

Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya, maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini dibuat dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi yang tinggi.

Berikut Tampilan Dari Pakaian adat Palembang – SONGKET

Alat Musik Adat Palembang




Rebana (terbangan)

Ilustrasi Rebana (Terbangan)
Rebana (terbangan) merupakan alat musik alat musik terdiri empat rebana Hadrah dan satu buah Jidur (Bedug kecil), biasanya berwarna merah, hitam, dan emas, warna yang khas Sumatera Selatan. Terbangan, kadang-kadang bersama dengan serunai (oboe seperti buluh ganda atau serdam) dan biola.

 Serdam


Ilustrasi Serdam Jambi

Bentuk fisik Serdam menyerupai suling Jawa, suling Bali atau suling Sunda. Suling Sunda atau Bali terdiri dari enam lobang nada, sedangkan Serdam hanya empat, yaitu tiga lobang terdapat pada bagian permukaan depan (atas) dan satu lagi pada bagian belakang (bawah).

Kulintang (Kolintang)

Kulintang (Kolintang)

Kulintang atau kolintang ada di masyarakat Komering, merupakan alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar.

Kenong (Kenung Basemah)

Kenong (Kenung Basemah)

Alat musik gamelan khas suku Besemah di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Lagu Adat Palembang

Lagu Daerah Sumatera Selatan

1. Dek Sangke

Dek sangke aku dek sangke
Awak tunak ngaku juare
Alamat badan kan sare
Akhirnya masuk penjare
Dek sangke aku dek sangke
Cempedak babuah nangke
Dek sangke aku dek sangke
Cempedak babuah nangke
Dek sangke aku dek sangke
Ujiku bujang tak batanye tua bangke
Anaknye lah gadis gale
Dek sangke gadis tegile
Dek sangke aku dek sangke
Cempedak babuah nangke
Dek sangke aku dek sangke
Cempedak babuah nangke
Dek sangke aku dek sangke
Ujiku gadis tak batanye jande mude
Anaknye lah ade tige
Dak sangke bujang tegile
Dek sangke aku dek sangke
Cempedak babuah nangke
Dek sangke aku dek sangke
Cempedak babuah nangke

2. Cuk Mak Ilang

Kapal api masok pelembang
Banyu tenang jadi gelumbang
Oi makmano ati dak bimbang
Gades doson bujang pelembang
Cop mak ilang
Mak ilang jaga batu
Dimano koceng belang
Disitu rumah aku
Alangkah lemak rumah di lebak
Siput dan gondang memanjat cagak
Alangkah lemak rumah nan parak
Bukak jendelo lah saling agam
Cop mak ilang
Mak ilang jaga batu
Dimano koceng belang
Disitu rumah aku
Sempayo digulai lemak
Batang padi dibelah duo
Jangan takot dimarah umak
Asak jadi kito beduo
Cop mak ilang
Mak ilang jaga batu
Dimano koceng belang
Disitu rumah aku
Anak ikan dimakan ikan
Ikan dilaut beduri duri
Sanaklah bukan sodaro bukan
Sangkot paotnyo kareno budi
Cop mak ilang
Mak ilang jaga batu
Dimano koceng belang
Disitu rumah aku

3. Kabile-Bile

Kabile-bile mangke ku lege
Kabile-bile ku ade kance
Kabile-bile mangke ku lege
Kabile-bile ku ade kance
Kabile nian jagunglah putih
Putih dik putih kukendam kina
Kebile nian ibung kah nulih
Nulih dik nulih kudendam kina
Kabile nian mampat begune
Mangke dik payah ku nandan lagi
Kebile nian sifat begune
Mangke dik payah ku midang lagi
Oh, malang nian nasib ‘mbak ini
Bilangan jeme lah laut gale
Alahkah sedih ai tumbak ini
Aku ‘mbak ini dide bekance

4. Tari Tanggai

Sesuai dengan judulnya, lagu ini sering dinyanyikan untuk mengiringi tarian adat yaitu tari tanggai dari Palembang.
dan inilah liriknya:
Lemah Lembut,Lemah Lembut
Tangan Gemulai,Gemulai
Jari – Jari Yang Menari Halus Semampai
Lemah Lembut,Lemah Lembut
Tangan Gemulai,Gemulai
Jari – Jari Yang Menari Halus Semampai
Anak Dara Yang Manis
Bidadari Rupawan Sedang Asyik Manari Tari Tanggai
Anak Dara Yang Manis
Bidadari Rupawan Sedang Asyik Manari Tari Tanggai

Pasar Induk Palembang

Peta Pasar Induk Jakabaring Palembang 
Pasar Induk Jakabaring di Palembang merupakan Pasar Induk (sayur dan buah) kedua yang kami kembangkan setelah Pasar induk Tanah Tinggi Tangerang. Aktivitas perdagangan harian dipersiapkan sampai 800 ton.
Dengan pertimbangan  keunggulan kota Palembang  sebagai “kota air“ yang memanfaatkan lalu lintas air sebagai alat transportasi antar kota/daerah terpencil di sekitar Palembang, maka demi efisiennya operasional, Pasar Induk ditempatkan di tepi sungai agar efisien dan hubungan perdagangan antar kota/ daerah terpencil di Palembang lebih mudah. Pasar Induk Jakabaring merupakan pusat perekonomian rakyat yang dikembangkan dengan Sinergi lintas sektoral, dimana kami membangun Pasar Induk, Pemerintah Daerah membangun terminal, Pasar Ikan dibangun oleh Departemen Kelautan dan Cold-Storage untuk Pasar Ikan dibangun oleh Departemen Perdagangan, sedangkan Dermaga dibangun oleh Departemen Perhubungan.
Lapangan Kerja yang Terkait
  1. Di Pasar
    • Terdapat 4.000 orang yang beraktivitas di pasar (pedagang, sopir, buruh, keamanan, kebersihan, dll).
    • Asal pasokan: 80% Pagaralam - Padang - Lampung, 20% Jawa - Medan
  2. Di Daerah Produsen
    • Dengan kapasitas perdagangan 800 ton/ hari akan mempengaruhi pendapatan daerah produsen seluas 20.000 ha (lapangan kerja untuk ± 100.000 kel didaerah pertanian) 
    • Mensuplai kota Palembang dan sekitarnya serta pulau-pulau kecil di sekitar Sumatera Selatan.
Aktivitas Pasar Induk Jakabaring PalembangAktivitas Pasar Induk Jakabaring PalembangAktivitas Pasar Induk Jakabaring Palembang

Lippo Plaza Jakabaring

Lippo Plaza Jakabaring adalah salah satu pusat perbelanjaan baru yang ada di kota Palembang. Lippo Plaza Jakabaring didirikan di kawasan pengembangan Jakabaring, tepatnya di arena Jakabaring Sport City dan menjadi pusat perbelanjaan pertama di wilayah seberang ulu kota Palembang. Lippo Plaza Jakabaring dibangun oleh pihak Lippo Group setelah sebelumnya membangun underground mall Palembang Square Extension dan RS Siloam Sriwijaya di komplek Palembang Square atau yang juga dikenal dengan nama Palembang Lippo Village.

Pasar 16 Palembang

 

Pasaraya JM

 
PASARAYA JM, yang berlokasi di Jln. Letkol Iskandar No.578 Palembang 30125

Pasaraya Bandung

 
PASARAYA BANDUNG, yang berlokasi di Jln. TP.Rustam Efendy No.30 Palembang 30125

PTC

 
Palembang Trade Center atau PTC adalah sebuah pusat perbelanjaan dan kawasan perkantoran di kota Palembang. PTC dibangun pada tahun 2004 yang berlokasi di Jalan R. Sukamto No.8 dan dioperasikan oleh PT. Pandawalima Halim Bersama. Mal PTC merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan berada di kawasan komersial yang terdiri dari bangunan ruko (rumah toko), hypermarket Lotte Mart, dan Novotel Palembang Hotel & Residenc

PIM

Palembang Indah Mall (atau PIM) adalah salah satu mall atau pusat perbelanjaan yang ada di kota Palembang dan terkenal di kalangan anak muda. Mall ini selain biasanya digunakan untuk hangout anak muda, juga banyak keluarga yang berkunjung ke mall ini.
Palembang Indah Mall didesain menggunakan konsep e-lifestyle mall, dengan arsitektur dibangun untuk tempat nongkrong yang tenang dan nyaman. Hal ini bisa dilihat dari tersedianya tempat duduk disekitar lorong-lorong dan tersedianya tenant-tenant ternama. Para Profesional muda Palembang sering menjadikan PIM sebagai tempat nongkrong seperti di kafe-kafe atau nonton di Bioskop PIM 21 ternyaman di antara bioskop yang ada.

Palembang Square

Palembang Square atau PS adalah pusat perbelanjaan yang terletak di Palembang yang dibangun tahun 2004 dan dikenal juga dengan nama Palembang Village setelah di akuisi oleh LIPPO GROUP pada tahun 2011. Pusat perbelanjaan ini dibangun di atas tanah seluas 6 ha dan terintegrasi dengan Hotel dan Rumahsakit. Palembang Village terdiri dari :
  • 4 Lantai Pusat Perbelanjaan dan Hiburan
  • PSx merupakan extension dari PS
  • Siloam Hospital
  • Hotel Aryaduta

International Plaza

International Plaza adalah mall pertama yang ada di kota Palembang, terletak di pusat kota Palembang dan bisa ditempuh dengan angkutan umum dari segala arah di kota Palembang. Mall ini berdiri pada tahun 1996. Walaupun sudah tergolong tua, mall ini masih tetap berdiri dan ramai pengunjung. Mall ini juga menjadi pusat penjualan handphone terbesar di Sumatera Bagian Selatan.

 

Kue Srikayo

 
Kue Srikayo, berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit.

Pindang Tulang

 
Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangatPindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat

Martabak Har

 
Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang dibawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telor ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.

Kue Maksuba

 
Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan di hari raya.

Tempoyak

 
Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.

Celimpungan

 
Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.

Laksan

 
Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.

Model

 
Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).

Tekwan

 
Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.

 

Pempek

 
Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).

Kota Palembang

 
Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km²[4] yang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Kota ini akan diwacanakan akan menjadi ibukota Indonesia[5]. Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang Kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang.
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 17 Juni 688 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur").
Jembatan Ampera, ikon Kota Palembang
Saat ini Wali Kota Palembang dijabat oleh H. Romi Herton, SH, MH dan H. Harnojoyo, S.Sos.[6]

Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho 300x200 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Masjid Cheng Ho adalah masjid yang unik dan tiada duanya. Kenapa begitu? Jawabannya adalah karena Masjid Cheng Ho mempunyai nuansa khas budaya China. Sekarang ini, Masjid Cheng Ho tidak hanya sekedar tempat ibadah, melainkan sudah menjadi salah satu tempat wisata di Palembang yang paling favorit. Pengunjung Masjid Cheng Ho tidak hanya dari sekitar Palembang, melainkan juga dari Malaysia, Taiwan, Jakarta, Singapura, Medan, dan lain-lain.

Sungai Musi

Sungai Musi 300x182 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Sungai Musi adalah sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang mencapai 750 KM. Sungai Musi membelah kota Palembang menjadi 2 bagian dan dulunya merupakan sarana transportasi utama di Palembang. Di tepi Sungai Musi terdapat beberapa obyek wisata, di antaranya restoran terapung, Kampung Arab, dan Benteng Kuto Besak. Menurut saya, Sungai Musi adalah tempat yang pas untuk berwisata kuliner di kota Palembang.

Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak 300x185 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Benteng Kuto Besak adalah bangunan kebanggan kota Palembang. Berdiri kokoh dengan bahan batu, Benteng Kuto Besak merupakan saksi perjuangan melawan para penjajah. Dari Benteng Kuto Besak, Anda dapat melihat banyak kapal berlayar di Sungai Musi. Benteng Kuto Besak adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang sudah menjadi ikon unik karena keindahan yang ditawarkannya, terutama pada sore hari.

Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin 300x210 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin adalah masjid yang paling besar di kota Palembang. Bangunan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin merupakan gabungan dari arsitektur Indonesia, Eropa, dan China. Tempat ini adalah tempat yang cocok untuk wisata budaya dan wisata religi di Palembang. Di dekat Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Anda dapat menemukan 2 pasar yang menjual berbagai macam souvenir, kain tenun, kerajinan kayu, dan makanan.

Taman Punti Kayu

Taman Hutan Wisata Punti Kayu 300x200 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah tempat wisata di Palembang yang berupa hutan wisata. Hutan wisata ini adalah satu-satunya di Palembang, tidak ada hutan wisata yang lain. Berlokasi sekitar 7 KM dari pusat kota Palembang, Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah salah satu tempat wisata keluarga yang favorit di Palembang. Mempunyai luas sektiar 50 hektar, Taman Hutan Wisata Punti Kayu mempunyai fasilitas wisata yang lengkap, disertai dengan penangkaran buaya dan kebun binatang. Selain berenang, bermain perahu, berpiknik, dan bermain di taman, Anda juga dapat melihat atraksi gajah dan menunggang kuda di sini. Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah hutan pinus kota yang paling besar di Indonesia. Harga tiket masuk Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah 5,000 Rupiah dan buka dari jam 9 pagi sampai dengan jam 4 sore.

Taman Kambang Iwak

Taman Kambang Iwak 300x106 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Taman Kambang Iwak merupakan salah satu peninggalan sejarah sejak jaman penjajahan Belanda. Dulunya, Taman Kambang Iwak digunakan untuk tempat rekreasi keluarga Belanda yang tinggal di sekitar Taman Kambang Iwak. Sekarang ini, Taman Kambang Iwak adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang sangat disukai. Banyak orang berlari pagi di taman ini, mengelilingi kolam dengan panjang lebih dari 800 meter. Selain memiliki berbagai fasilitas permainan, tempat ini juga mempunyai banyak restoran yang cocok untuk berkumpul anak muda.

Gelora Sriwijaya Jakabaring

Gelora Sriwijaya 300x225 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
Gelora Sriwijaya adalah sebuah stadion sepak bola yang terbesar ketiga di Indonesia dengan kapasitas 40,000 orang. Selain besar, Gelora Sriwijaya juga diakui sebagai stadion berkelas internasional. Gelora Sriwijaya adalah bangunan kebanggaan Palembang. Saat ini Gelora Sriwijaya digunakan oleh Sriwijaya FC sebagai markas dan tempat pertandingan sepak bola. Selain itu, Gelora Sriwijaya juga sering kali digunakan sebagai tempat acara tertentu karena luas dan kapasitasnya yang besar.

Ampera Bridge

Jembatan Ampera 300x200 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi 
 Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan yang sudah menjadi ikon dan lambang kota Palembang. Mulai dibangun pada tahun 1962, jembatan ini selesai dibangun dalam jangka waktu 3 tahun. Jembatan Ampera menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang terpisahkan oleh Sungai Musi. Sekitar 50 meter dari Jembatan Ampera, terdapat sebuah pasar yang merupakan pusat souvenir dan makanan sehingga Anda dapat dengan mudah membeli oleh-oleh dan mengisi perut.
Pulau Kemaro 300x200 10 Tempat Wisata Di Palembang Yang Wajib Dikunjungi
Pulau Kemaro terletak di tengah Sungai Musi, sekitar 6 KM dari Jembatan Ampera. Saat ini Pulau Kemaro adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang paling terkenal. Di Pulau Kemaro terdapat sebuah vihara yang banyak didatangi oleh umat Buddha untuk berdoa dan berziarah. Di sini juga dapat ditemukan sebuah makam yang merupakan makam dari seorang putri Palembang. Putri ini mempunyai cerita tersendiri, yaitu dia menikah dengan anak raja dari China dengan mas kawin berupa 9 guci emas, namun pada akhirnya pasangan tersebut menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam.

Di Pulau Kemaro terdapat beberapa hal menarik, misalnya pagoda berlantai 9 yang dibangun pada tahun 2006, dan pohon cinta. Masyarakat setempat percaya bahwa bila sepasang kekasih mengukir namanya di pohon cinta ini, maka hubungan cinta mereka akan berlanjut sampai dengan pernikahan.

Tuesday, 16 September 2014

Ampera Bridge

Nama resmi Jembatan Ampera
Mengangkut 4 lajur
Melintasi Sungai Musi
Daerah Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
Panjang total 1.117 m (3,665 kaki)
Lebar 22 m (72 kaki)
Tinggi 63 m (207 kaki)
Rentang terpanjang 75 m (246 kaki)
Jumlah rentangan 1 (jembatan utama)
1 (keseluruhan)
Ruang vertikal 115 m (377 kaki)
Koordinat 7°11′3″LU 112°46′48″BT

Monday, 15 September 2014

Sejarah Singkat Kota Palembang

Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya, Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing. Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.

Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343. Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu. Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai “Kota Wisata Air” seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama “Visit Musi 2008″. Saat ini Palembang tengah bersiap untuk mejadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011.

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya.

Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.

Selain itu masih banyak objek wisata lain yang bisa dinikmati di Palembang, salah satunya objek wisata sejarah. Dengan menyusuri objek-objek tersebut, kita bisa menyibak masa lalu kota legenda ini. Kota tertua di Indonesia ini dulunya dikelilingi oleh air, bahkan terendam air yang bersumber dari sungai, rawa maupun air hujan.

Mungkin karena kondisinya selalu begitu, nenek moyang menamakan kota ini sebagai Palembang dalam bahasa Melayu “Pa” atau “Pe” sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan. Sedangkan “Lembang” atau “Lembeng” adalah genangan air. Jadi Palembang itu artinya suatu tempat yang digenangi air. Kota ini juga dijuluki Bumi Sriwijaya, karena pada abad ke-7 s/d 13 Masehi, Sumatera Selatan menjadi basis kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dengan Palembang sebagai ibu kota kerajaan.

Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Kerajaan Sriwijaya dibangun pada tanggal 17 Juni 683 Masehi dengan raja pertama Jayanasa. Pada masa jayanya, Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama Budha di Asia Tenggara. Dulu, Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang kuat dan disegani di Asia Tenggara. Pengaruhnya hingga ke Cina dan Madagaskar di Afrika. Sriwijaya menguasai jalur perdagangan dan pelayaran antara laut Cina Selatan dan Samudera Hindia sehingga daerah ini menjadi sentra pertemuan antarbangsa. Kondisi ini menimbulkan  transformasi budaya yang lambat laun berkembang dan membentuk identitas baru bagi Sumsel.

Wajar kalau kemudian Palembang menjadi kota yang penuh dengan nuansa romantisme (historical). Sebab banyak peninggalan bersejarah yang masih terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, belakangan ini pemda menjadikan Palembang sebagai kota legenda atau LegendaryCity untuk menuju kota tujuan wisata, perdagangan, dan investasi. Sekaligus sebagai spirit baru Kota Palembang yang multi kultural dan multi etnik.
Kota Palembang memiliki luas 400,61 Km2, secara administratif terbagi dalam 14 kecamatan dan 103 kelurahan. Populasi penduduknya hingga Desember 2004 kurang-lebih 1,5 juta orang. Di Palembang masih dapat kita jumpai rumah khas Sumsel yang disebut Rumah Limas. Rumah ini atapnya berbentuk limas, berdinding papan dengan pembagian ruangan yang bertingkat-tingkat (kijing). Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah. Rumah ini mempunyai ornamen dan ukiran yang khas. Pengaruh Islam sangat nampak pada ornamen maupun ukirannya. Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400-1000 meter atau lebih, yang didirikan di atas tiang kayu Orgelen dan kayu Tembesu.