Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya,
Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan
kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi
para pedagang asing. Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama
Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun
1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan
seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati
Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada
Mahapatih Majapahit pada tahun 1343. Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé
Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang, telah
dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian
dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang
waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri
Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823
kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan
pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu. Pada tanggal
27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono sebagai “Kota Wisata Air” seperti Bangkok di
Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut
kunjungan wisata dengan nama “Visit Musi 2008″. Saat ini Palembang
tengah bersiap untuk mejadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga
olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011.
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak
di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang.
Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi
Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung
di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan
sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain
itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak
dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang
menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau
Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu
telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi
kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam
seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal
jokjok, berengkes dan tempoyak.
Selain itu masih banyak objek wisata lain yang bisa dinikmati di
Palembang, salah satunya objek wisata sejarah. Dengan menyusuri
objek-objek tersebut, kita bisa menyibak masa lalu kota legenda ini.
Kota tertua di Indonesia ini dulunya dikelilingi oleh air, bahkan
terendam air yang bersumber dari sungai, rawa maupun air hujan.
Mungkin karena kondisinya selalu begitu, nenek moyang menamakan kota
ini sebagai Palembang dalam bahasa Melayu “Pa” atau “Pe” sebagai kata
tunjuk suatu tempat atau keadaan. Sedangkan “Lembang” atau “Lembeng”
adalah genangan air. Jadi Palembang itu artinya suatu tempat yang
digenangi air. Kota ini juga dijuluki Bumi Sriwijaya, karena pada abad
ke-7 s/d 13 Masehi, Sumatera Selatan menjadi basis kekuasaan Kerajaan
Sriwijaya dengan Palembang sebagai ibu kota kerajaan.
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Kerajaan Sriwijaya dibangun pada
tanggal 17 Juni 683 Masehi dengan raja pertama Jayanasa. Pada masa
jayanya, Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan
agama Budha di Asia Tenggara. Dulu, Sriwijaya merupakan kerajaan
maritim yang kuat dan disegani di Asia Tenggara. Pengaruhnya hingga ke
Cina dan Madagaskar di Afrika. Sriwijaya menguasai jalur perdagangan dan
pelayaran antara laut Cina Selatan dan Samudera Hindia sehingga daerah
ini menjadi sentra pertemuan antarbangsa. Kondisi ini menimbulkan transformasi budaya yang lambat laun berkembang dan membentuk identitas baru bagi Sumsel.
Wajar kalau kemudian Palembang menjadi kota yang penuh dengan nuansa
romantisme (historical). Sebab banyak peninggalan bersejarah yang masih
terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, belakangan ini pemda
menjadikan Palembang sebagai kota legenda atau LegendaryCity untuk
menuju kota tujuan wisata, perdagangan, dan investasi. Sekaligus sebagai
spirit baru Kota Palembang yang multi kultural dan multi etnik.
Kota Palembang memiliki luas 400,61 Km2, secara
administratif terbagi dalam 14 kecamatan dan 103 kelurahan. Populasi
penduduknya hingga Desember 2004 kurang-lebih 1,5 juta orang. Di
Palembang masih dapat kita jumpai rumah khas Sumsel yang disebut
Rumah Limas. Rumah ini atapnya berbentuk limas, berdinding papan dengan
pembagian ruangan yang bertingkat-tingkat (kijing). Keseluruhan atap dan
dinding serta lantai rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam
di tanah. Rumah ini mempunyai ornamen dan ukiran yang khas. Pengaruh
Islam sangat nampak pada ornamen maupun ukirannya. Kebanyakan rumah
limas luasnya mencapai 400-1000 meter atau lebih, yang didirikan di atas
tiang kayu Orgelen dan kayu Tembesu.
No comments:
Post a Comment